Dilarang Tampil Akibat Berhijab, Atlet Basket Ini Bikin Petisi.. Bagi yang Setuju Ayo Bagikan.!!! |
Raisa Aribatul Hamidah seorang pebasket perempuan asal Ponorogo
membuat petisi penghapusan larangan memakai hijab dalam kompetisi bola
basket pada Presiden FIBA Mr.Horacio Muratore.
Perempuan berusia 26 tahun ini adalah pebasket yang memperkuat klub
Surabaya Fever, dia telah memakai hijab sejak kecil dan mulai bermain
basket pada usia 14 tahun lewat Club Sahabat Ponorogo.
Baca juga : Subhanallah Inilah Doa Agar Orang Yang Membenci Anda Berbalik Mencintai Anda
Kecintaannya terhadap olahraga basket membuahkan prestasi di ajang
PON sebanyak dua kali, berkesempatan tampil di Liga Profesional (WNBL
dan WIBL), dan mendapatkan beasiswa S2 di Universitas Airlangga
Surabaya.
Ia tetap bermain basket dengan jersey basket yang dibuat sedemikian
rupa hingga menutupi semua aurat dan memakai hijab. Seperti yang
tertuang dalam petisinya, menurut Raisa tidak mudah mempertahankan
hijab.
Sejak mengikuti kejuaraan basket di Surabaya Jawa Timur untuk pertama kalinya pada 2005, tim Raisa selalu mendapat technical foul karena jerseynya dinilai tidak wajar, tidak seragam, dan tidak sesuai peraturan.
Pengalaman pahit juga dirasakan Raisa pada 2008. Ia dipanggil untuk
memperkuat Timnas Indonesia Muda namun ditarik kembali karena Raisa
bersikeras memakai hijab saat pertandingan.
Tahun lalu, Raisa pun harus mengalami rintangan untuk mengejar impian
bermain basket di tingkat internasional. Dalam petisinya ini, Raisa
juga menyertakan argumen yang didasari pada Peraturan Tiga Pasal 4
tentang Tim, Poin 4.4 terkait Perlengkapan Lainnya.
Dalam aturan tersebut tertera : “4.4.2 Pemain tidak boleh memakai
perlengkapan (benda-benda) yang dapat menyebabkan pemain lain cedera.
Antara lain : tutup kepala, aksesoris rambut, dan perhiasan.
“Di cabang olahraga sepak bola pada 2012, FIFA memberikan tenggat
waktu sebagai masa uji coba dan mereview kembali aturan tersebut. Dari
masa uji coba tersebut, tidak didapatkan bukti yang kuat bahwa penutup
kepala dapat membuat cedera pemain, sehingga FIFA benar-benar menghapus
larangan tutup kepala selama pertandingan. Mengapa FIBA tidak mengikuti
jejak FIFA disini?” tulis Raisa dalam petisinya.
Raisa lantas mengajak orang lain untuk mengisi dan menandatangani petisinya.
Semoga bermanfaat.. jangan lupa bagikan..